BeritaKab. BanjarKota BanjarmasinnasionalSosial

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Banjarmasin dan Martapura, Harga Melonjak hingga Rp50.000

12

Penulis: MW

Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Banjarmasin dan Martapura, Harga Melonjak hingga Rp50.000

HABARBANJAR, Kota Banjarmasin — Warga dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banjarmasin dan Martapura tengah menghadapi kesulitan akibat kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon yang memicu lonjakan harga hingga dua kali lipat dari Harga Eceran Tertinggi (HET). Di Banjarmasin, harga gas melon di tingkat eceran kini mencapai Rp35.000 hingga Rp40.000 per tabung, sementara di Martapura bahkan tembus Rp50.000, jauh di atas HET resmi yang berkisar Rp18.500–Rp25.000.

Kenaikan harga ini sangat memberatkan warga seperti Rahilah, ibu rumah tangga yang terpaksa membeli gas melon di eceran dengan harga mahal saat stok di pangkalan habis mendadak. Begitu pula dengan pedagang warung makan seperti Nunuy dan Wahid yang mengeluhkan membengkaknya biaya operasional akibat mahalnya gas melon, sementara mereka kesulitan menaikkan harga jual demi menjaga pelanggan.

Kelangkaan gas melon ini diduga disebabkan oleh lonjakan permintaan mendadak dan dugaan praktik penimbunan oleh oknum tertentu. Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Banjar, Ahmad Rizali, menyatakan pihaknya tengah menelusuri penyebab kelangkaan dan berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan distribusi tepat sasaran serta menindak pelaku penimbunan.

Pertamina Wilayah Kalimantan Selatan menyatakan bahwa pasokan gas elpiji 3 kilogram sudah sesuai kuota pemerintah, namun lonjakan permintaan menyebabkan ketidakseimbangan stok di lapangan. Pihak Pertamina berkomitmen menambah pasokan dan memperketat pengawasan pangkalan resmi agar harga kembali stabil dan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan gas melon.

Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin HR menyatakan akan meninjau langsung pasokan gas elpiji 3 kilogram di kota tersebut dan mengancam akan mencabut izin pangkalan yang menjual di atas HET. Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk membeli gas melon hanya di pangkalan resmi dan melaporkan jika menemukan penjualan dengan harga tidak wajar.

Krisis gas melon ini berdampak signifikan pada aktivitas rumah tangga dan UMKM yang sangat bergantung pada bahan bakar ini untuk memasak dan menjalankan usaha sehari-hari. Warga dan pelaku usaha berharap pemerintah dan Pertamina segera menstabilkan pasokan dan harga agar kehidupan ekonomi dan sosial kembali normal tanpa tekanan biaya yang berlebihan.

Exit mobile version