HABAR BANJAR — Harga cabai di Kota Banjarbaru melonjak tajam dalam sepekan terakhir, membuat warga resah dan petani kelimpungan. Di Pasar Ulin Raya, harga cabai rawit mencapai Rp130.000 per kilogram. Sementara itu, jenis cabai miyawak dijual seharga Rp100.000/kg dan cabai japlak Rp90.000/kg.
Lonjakan harga ini dipicu oleh serangan hama lalat buah yang melanda sejumlah lahan pertanian cabai di Banjarbaru. Serangan ini menyebabkan banyak tanaman cabai rusak hingga gagal panen, berdampak pada menurunnya pasokan di pasar.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru, Ani Purwanti, menjelaskan bahwa hama lalat buah merupakan ancaman serius bagi tanaman hortikultura seperti cabai. Namun, kondisi di lapangan mulai terkendali berkat gerak cepat Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
“Kalau tidak segera ditangani, serangan ini bisa menyebabkan kebusukan massal. Petugas OPT kami tetap siaga, bahkan di luar jam kerja, demi membantu petani,” ungkap Ani pada Rabu (9/7/2025).
Ani menyebutkan bahwa para petani kini telah lebih memahami langkah penanganan hama, mulai dari pemasangan perangkap dan alat pengusir hama, hingga penggunaan insektisida.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman, memastikan bahwa serangan lalat buah ini sejauh ini hanya terjadi di Banjarbaru. “Belum ada laporan dari kabupaten lain di Kalsel,” katanya, Selasa (8/7/2025).
Sementara itu, penyuluh pertanian wilayah Landasan Ulin, Sudarta, turut memberikan edukasi kepada petani agar menerapkan metode pengendalian hama secara preventif dan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa lalat buah dapat menyebabkan kerugian hingga gagal panen total jika tidak ditangani sejak dini.
“Pengendalian bisa dilakukan secara ramah lingkungan, seperti menggunakan kapur barus dalam bungkus plastik berlubang yang digantung di tanaman,” jelas Sudarta. Ia juga menganjurkan sanitasi lahan secara rutin, tidak membiarkan buah yang terserang tertinggal di kebun, serta menerapkan sistem tanam tumpang sari dengan tanaman yang kurang disukai lalat buah, seperti kenikir, kemangi, atau bawang daun.
Sudarta menambahkan, dalam kasus serangan berat, petani disarankan untuk melakukan tindakan kuratif seperti penyemprotan insektisida dan pemusnahan buah yang terinfeksi dengan cara dibakar atau disiram air panas agar tidak menyebar.
Pemerintah Kota Banjarbaru melalui DKP3 terus berupaya mengendalikan dampak serangan hama ini dan berharap harga cabai dapat segera kembali normal.