BANJARMASIN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan (Kalsel) memprediksi bahwa awal musim kemarau di wilayah Kalsel akan terjadi secara bertahap mulai bulan Mei hingga Agustus 2025.
Menurut Khairullah, perwakilan Pokja Pengelolaan Data dan Informasi BMKG Kalsel, musim kemarau 2025 diperkirakan datang lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan tidak terjadi serentak di seluruh wilayah. “Musim kemarau lebih dahulu terjadi di wilayah barat Kalsel, kemudian bergerak ke wilayah timur,” ujarnya.
Berdasarkan data BMKG, distribusi awal musim kemarau di Kalsel adalah sebagai berikut:
-
Mei: 21,1% wilayah memasuki musim kemarau, meliputi Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarmasin, serta sebagian wilayah Banjarbaru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan Hulu Sungai Tengah.
-
Juni: 28,3% wilayah, meliputi Balangan, Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan sebagian Hulu Sungai Tengah.
-
Juli: 27,6% wilayah, meliputi Kotabaru dan bagian tengah Tanah Bumbu.
-
Agustus: 23% wilayah, termasuk sebagian wilayah timur Tanah Laut, timur Banjar, serta sebagian kecil Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Puncak musim kemarau di Kalimantan Selatan diperkirakan terjadi pada Agustus 2025, meskipun untuk beberapa wilayah seperti timur Tanah Laut, sebagian Tanah Bumbu dan Kotabaru, musim kemarau bisa berlangsung hingga Oktober.
BMKG Imbau Kesiapsiagaan Hadapi Dampak Kemarau
Meskipun musim kemarau tahun ini diprediksi bersifat normal dengan durasi sekitar 70–90 hari (7–9 dasarian), BMKG tetap mengingatkan semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampak negatifnya.
BMKG Kalsel merekomendasikan upaya mitigasi terintegrasi lintas sektor, terutama dalam mengantisipasi kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta pengelolaan air di sektor pertanian.
Banjarbaru Sudah Siap Hadapi Musim Kemarau
Menanggapi prediksi BMKG, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan, termasuk koordinasi dengan masyarakat dan relawan peduli bencana (MPB).
“Berdasarkan prediksi, kemarau akan mulai terasa pada minggu ketiga Mei di salah satu kecamatan di Banjarbaru. Kami telah menyiapkan peralatan dan personel, termasuk MPB yang sudah kami bina, untuk menangani potensi kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya, Jumat (2/5/2025).
Ia juga menyebutkan, saat ini telah ditemukan dua titik kebakaran di wilayah Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, dan langkah pemadaman sudah mulai dilakukan.
“Jika terjadi kebakaran, pembasahan langsung dilakukan. Dua titik kebakaran tersebut juga sudah kami laporkan kepada pimpinan,” pungkasnya.
Dengan masuknya musim kemarau secara bertahap, pemerintah daerah diharapkan dapat terus meningkatkan kesiapsiagaan guna meminimalisir dampak yang mungkin terjadi terhadap masyarakat dan lingkungan.