HABARBANJAR.COM, Banjarmasin – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) resmi menetapkan status siaga darurat karhutla dan kekeringan terhitung pada 21 Agustus hingga 31 Oktober 2024. Sesuai ketentuan, pemerintah provinsi dapat menetapkan status tersebut apabila terdapat minimal dua kabupaten/kota yang menyatakan siaga karhutla.
Penetapan ini dilakukan setelah sebelumnya terdapat empat Kabupaten berstatus siaga darurat yakni Kabupaten Banjar, Barito kuala, Hulu Sungai Tengah, dan Kotabaru.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, tahun ini pihaknya optimis penanganan karhutla dan mitigasi bencana di kalsel semakin baik. Dengan terus melakukan perawatan infrastruktur strategis melalui pemeliharaan drainase, normalisasi sungai dan merealisasikan langkah antisipasi yang inovatif seperti adanya pemetaan lahan, operasi modifikasi cuaca dan pembukaan lahan gambut.
“Pola penanganan sudah sangat terukur, berkat persiapan mitigasi sebelum puncak kemarau kami sudah membangun enam posko siaga karhutla dengan posko induk yang terletak di KM 17,” ucapnya.
Adapun puncak musim kemarau di kalimantan selatan diprediksi pada awal bulan September mendatang. Per 20 agustus 2024 ditemukan sebanyak 20 titik panas atau hotspot diwilayah kalsel. Maka dari itu Bambang menyebut pentingnya keterlibatan dominasi dari masyarakat seperti pemadam kebakaran, mahasiswa dan pelajar untuk menekan risiko Karhutla serta dampak kekeringan.
“Gubernur kalsel sudah mengusulkan untuk kembali melakukan teknologi operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi potensi bencana karhutla,” ujarnya
Ia pun menghimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang terkait langkah penanganan lebih lanjut untuk menghadapi ancaman Karhutla dan kekeringan.