HABARBANJAR, Banjarbaru — Meluasnya wilayah terdampak banjir di Kalimantan Selantan (Kalsel) dan bertambahnya jumlah warga terdampak (penyintas) bencana banjir, membuat stok bantuan logistik menipis seiring berjalannya waktu.
Demikian tercatat, jumlah warga terdampak banjir di Kalsel mencapai 33.757 keluarga atau hampir 100 ribu jiwa.
“Stok bantuan logistik tanggap darurat khususnya bantuan dari Kemensos semakin menipis. Kita terus berkoordinasi dengan Kemensos agar segera ada penambahan stok bantuan, mengingat kondisi banjir terus berlangsung dan jumlah penyintas banjir juga bertambah,” tutur Kabid Penanganan Bencana Dinas Sosial Kalsel, Achmadi, Kamis (30/1/2025).
Stok bantuan logistik tanggap darurat yang menipis yaitu makanan siap saji, makanan dan perlengkapan anak dan bayi, family kit, tikar, selimut. Sedangkan untuk bantuan yang berasal dari dana APBD seperti beras, lauk pauk, air minum masih mencukupi.
Sejauh ini banyaknya warga terdampak banjir memerlukan bantuan khususnya makanan melalui dapur umum terus meningkat.
Data Dinas Sosial Kalsel hingga 30 Januari 2025, banjir yang terjadi di 11 kabupaten/kota menyebabkan sebanyak 33.757 kepala keluarga (KK) atau 99.903 jiwa terdampak bencana alam banjir. Wilayah terparah banjir berada di Kabupaten Banjar yang merendam 68 desa pada sembilan kecamatan dengan jumlah warga terdampak mencapai 12.237 keluarga atau 33.147 jiwa.
Kondisi banjir cukup parah lainnya, terjadi di Kabupaten Tanah Laut dengan sebanyak 6.757 keluarga atau 19.840 jiwa yang tersebar pada enam kecamatan meliputi 28 desa.
“Daerah terparah dilanda banjir saat ini terjadi di Kecamatan Martapura Barat, Martapura Timur, dan Kecamatan Sungai Tabuk di Kabupaten Banjar. Juga di Kecamatan Kurau dan Bati-bati di Tanah Laut,” ujarnya.
Kemudian, banjir di Kabupaten Barito Kuala melanda 23 desa pada empat kecamatan menyebabkan 4.595 KK atau 15.702 jiwa terdampak. Sedangkan di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebanyak 6.987 KK atau 20.629 jiwa, tetapi kondisi air sudah surut.