Memasuki musim kemarau 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai melakukan persiapan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bambang Dedi Mulyadi mengungkapkan terdapat sejumlah wilayah menjadi perhatian pencegahan seperti Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Baritokuala dan Tanahlaut. Empat wilayah tersebut menjadi fokus karena berada tidak jauh dari objek vital Bandara Internasional Syamsudin Noor.
“Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, berpotensi asapnya mengarah ke Bandara Syamsudin Noor yang termasuk ring satu. Apabila kabut asap terjadi maka menggangu penerbangan,” jelas Bambang, Sabtu (26/7).
Petugas BPBD pun ditempatkan di kawasan sekitar bandara yakni Lianganggang, Landasanulin dan Danau Cermin. “Besok kami survei ke daerah tersebut, supaya ketinggian air terjaga dan lahan gambut tidak kering,” kata Bambang.
Bambang menyebut pihaknya belajar dari pengalaman 2023 yang terlambat melakukan pembasahan lahan. Ketika pembasahan dilakukan lebih awal pada 2024, karhutla berhasil dikurangi.
Bambang juga menyebut BPBD rutin melakukan pengecekan embung di kawasan Jalan Trikora Banjarbaru.
Gubernur, lanjut Bambang, telah mengusulkan modifikasi cuaca berupa hujan buatan ke BMKG. Usulan disampaikan pada Juni 2025 dan rencananya dilaksanakan pada awal Agustus jika cuaca di Kalsel panas ekstrem. “Jika terjadi cuaca ekstrem maka BMKG akan melakukan rekayasa hujan buatan dengan catatan potensi awan masih ada,” terangnya.
Mengenai peralatan pemadaman, BPBD Kalsel memiliki sejumlah alat yang memadai. Seperti mobil tangki air hingga motor trail. Termasuk tiga speedboat untuk pemadaman karhutla di sekitar perairan.“BPBD Kalsel juga punya 30 tenaga kebencanaan yang bersertifikasi internasional tingkat ASEAN, lulus tahun 2024,” ujarnya.
Dari sisi regulasi, BPBD telah punya Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) 2025-2029 dan Rekon Karhutla 2025-2027.