Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong peningkatan produktivitas lahan sawah di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya di Kabupaten Tanah Laut, agar mampu melakukan penanaman padi hingga tiga kali setahun. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan.
Penanggung Jawab Program Swasembada Pangan Kalsel, Mulyono, mengatakan pihaknya telah menyalurkan berbagai bantuan, mulai dari pembukaan lahan, sarana produksi, hingga alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor, rotavator, drone penanam benih, pompa air, dan combine harvester. Bantuan tersebut diharapkan mengubah pola tanam yang sebelumnya hanya sekali atau dua kali setahun menjadi tiga kali.
Sejalan dengan itu, Kementan juga mempercepat program cetak sawah rakyat. Hingga kini, 10.666 hektare lahan telah tercetak dari target 30 ribu hektare pada 2025, termasuk di Desa Ujung, Kecamatan Batibati, yang memanfaatkan drone untuk penanaman di lahan 359 hektare.
Selain teknologi modern, Kementan mengandalkan Brigade Pangan—kelompok beranggotakan 15 petani milenial—sebagai penggerak utama pola tanam intensif. Petani muda ini dibekali alsintan untuk mengelola lahan secara efisien.
Menurut Mulyono, kolaborasi antara petani milenial dan pemilik lahan akan mendorong peningkatan produksi padi, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus menarik minat generasi muda terjun ke sektor pertanian berbasis teknologi.