Beritanasional

Seminar Kegempaan : Ungkap Potensi Gempa Bumi di Kalimantan Selatan

39
×

Seminar Kegempaan : Ungkap Potensi Gempa Bumi di Kalimantan Selatan

Share this article

Seminar Kegempaan : Ungkap Potensi Gempa Bumi di Kalimantan Selatan

Habar Banjar – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat (FMIPA ULM) menggelar seminar bertajuk *”Memahami Potensi Gempa Bumi di Kalimantan Selatan”* pada Rabu (21/8). Kegiatan berlangsung secara luring di FMIPA ULM serta daring melalui Zoom Meetings dan YouTube, dengan menghadirkan sejumlah pakar kebencanaan dan pejabat terkait.

Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 12.30 WITA ini dihadiri oleh Koordinator MKG Provinsi Kalsel Klaus Johannes Apoh Damanik, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Ota Welly Jenni Thalo, Wakil Dekan II Bidang Umum dan Keuangan FMIPA ULM Dr. Totok Wianto, serta dua narasumber utama: Dosen FMIPA ULM Dr. Sri Cahyo Wahyono dan Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Dayono. Hadir pula perwakilan Basarnas, BPBD, dosen, mahasiswa, dan tamu undangan lainnya.

Gempa Bumi Bukan Lagi Ancaman Jauh

Dalam sambutannya, Klaus Johannes Apoh Damanik menyebut bahwa Kalimantan tidak sepenuhnya bebas dari gempa bumi. “Fenomena ini sulit diprediksi, namun melalui seminar ini diharapkan muncul kesiapsiagaan dari pemerintah daerah dan masyarakat,” ujarnya.

Moderator seminar, Muhammad Arif Rahman, M.Sc., menambahkan bahwa sejak awal 2024, beberapa gempa tercatat di Kalsel, menandakan adanya potensi kegempaan yang perlu diantisipasi melalui edukasi dan mitigasi.

Potensi Sesar Meratus

Dr. Sri Cahyo Wahyono menjelaskan bahwa meskipun Kalimantan relatif aman dari gempa besar, aktivitas sesar aktif seperti Sesar Meratus tidak dapat diabaikan. “Panjang sesar mencapai 105 km dan masih aktif. Potensi magnitudo bisa mencapai 7,0 sehingga perencanaan pembangunan tahan gempa sangat penting,” tegasnya.

Sementara itu, Dr. Dayono mengungkapkan catatan sejarah gempa di Kalimantan Selatan sejak 1800-an, termasuk gempa Pulau Laut pada 2008 dan rangkaian gempa pada Februari 2024. “Sejarah mencatat gempa bisa datang kembali. Perlu mitigasi berbasis edukasi, desain bangunan tahan gempa, serta latihan kesiapsiagaan masyarakat,” jelasnya.

Dukungan Penuh dari Basarnas

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banjarmasin, I Putu Sudayana, menegaskan pentingnya simulasi lapangan dan edukasi langsung kepada masyarakat. “Struktur tanah Kalsel yang gembur berpotensi mengalami likuifaksi bila terjadi gempa kuat. Basarnas siap mendukung edukasi mitigasi hingga ke wilayah rawan,” ujarnya.

Harapan ke Depan

Seminar ini diharapkan menjadi titik awal kerja sama antara BMKG, ULM, pemerintah daerah, dan lembaga terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana di Kalimantan Selatan, baik melalui riset, edukasi, maupun simulasi penanggulangan bencana.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *