BeritaKota Banjarmasin

Gak Cuma Main Game, Anak IT Kalsel Ini Sulap Sampah Jadi Kebun! Auto Jadi Role Model?

12
×

Gak Cuma Main Game, Anak IT Kalsel Ini Sulap Sampah Jadi Kebun! Auto Jadi Role Model?

Share this article

FM

Gak Cuma Main Game, Anak IT Kalsel Ini Sulap Sampah Jadi Kebun! Auto Jadi Role Model?
Ahmad Fujiyantoni, akrab disapap Eboy, seorang pemuda kreatif asal Banjarmasin. Ia berhasil membuat langkah signifikan, dalam pertanian perkotaan berkelanjutan. Lulusan ilmu komputer ini memilih jalan berbeda, dengan mengembangkan inovasi pertanian berbasis limbah organik.

Awalnya, ketertarikan Eboy pada pertanian berawal dari hobi menanam sayuran. Namun saat itu ia menyadari mahalnya harga pupuk kimia. Karena hal tersebut petani Hidroponik ini, mencari alternatif ramah lingkungan, dengan memanfaatkan limbah organik di sekitarnya.

Dari situlah lahir pupuk organik cair yang dikembangkannya selama enam tahun. “Bahan-bahan nya dari rumput, kulit buah, atau sisa nasi,” katanya, Kamis (18/9/2025). Proses pembuatannya pun sederhana, limbah yangbl sudah dikumpulkan, kemudian difermentasi dalam drum.Setelah itu cairannya disaring untuk digunakan pada instalasi hidroponik.

Menurut Eboy, kandungan pupuk organik cair tidak kalah dengan pupuk kimia, bahkan lebih murah, ramah lingkungan dan mudah dibuat oleh siapa saja. Pupuk ini bisa digunakan untuk berbagai tanaman, mulai dari sayuran seperti selada, sawi, kale, hingga tanaman hias,” ujarnya.

Selain menyuburkan tanaman, pupuk organik cair menurut Eboy juga dapat mencegah penyakit, mengurangi kerak pada pipa, serta menyeimbangkan mikroba. Tak berhenti di pupuk, Eboy juga menciptakan sistem hidroponik sederhana bernama Pot Ponik.

Sistem ini dibuat dari bahan daur ulang seperti ember bekas, kain flanel, serta alumunium foil kemasan makanan ringan. Pot Ponik dirancang sebagai pot penyiram otomatis. Tanaman dapat menyerap air dan pupuk cair dari bawah, sehingga tidak perlu disiram manual.Eboy aktif mengedukasi masyarakat. Terbaru ia berencana melakukan Pertanian Hidroponik di area masjid.

Ia menekankan bahwa sampah rumah tangga sebaiknya tidak hanya dibuang ke TPA, tetapi diolah menjadi sumber daya yang bermanfaat. Meski belum mendapat dukungan pemerintah, Eboy beruntung bisa mendapaptkan pembinaan di Rumah Alam Sungai Andai dan Rumah BUMN Banjarmasin.=Ia bermimpi mengembangkan kebunnya menjadi pusat pendidikan besar, tempat orang belajar tentang pertanian berkelanjutan.

Kini, Eboy terus mengembangkan metode baru, termasuk mengubah kulit buah menjadi kompos dan media tanam. “Pengetahuan pertanian itu penting, bahkan bagi anak muda yang tidak bercita-cita jadi petani. Karena pertanian menyangkut kelangsungan hidup kita,” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *