Banjarmasin, habarbanjar — Menjelang penghujung tahun 2025, masyarakat Kalimantan Selatan mulai merasakan kenaikan harga bahan pokok di berbagai pasar tradisional dan modern. Perubahan ini menimbulkan kewaspadaan, terutama bagi kalangan rumah tangga yang bergantung pada stok kebutuhan sehari-hari.
Dari hasil pemantauan di lapangan, beberapa komoditas seperti beras, minyak goreng, dan sayuran segar mengalami kenaikan harga bervariasi antara 5 hingga 15 persen. Faktor cuaca dan distribusi menjadi penyebab utama yang memengaruhi kenaikan harga ini.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Bapak Hadi Santoso, menyatakan, “Kenaikan harga bahan pokok ini memang dipengaruhi oleh pasokan yang sempat terhambat akibat cuaca ekstrem dan tantangan logistik. Namun, kami terus berupaya berkoordinasi dengan pedagang dan distributor agar kenaikan harga tidak terlalu memberatkan masyarakat.”
Sementara itu, salah satu pedagang pasar tradisional di Banjarmasin, Ibu Sari, mengungkapkan, “Saat ini kami harus menyesuaikan harga karena biaya pengiriman naik. Namun, kami tetap berusaha menjaga agar harga tidak terlalu mahal supaya pembeli tetap datang.”
Pemerintah daerah juga mendorong peningkatan produksi lokal untuk menjaga pasokan bahan pokok tetap stabil. Masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam mengelola pengeluaran dan mencari alternatif bahan substitusi agar kebutuhan pokok terpenuhi tanpa membebani anggaran keluarga.
Dengan situasi ini, diharapkan semua pihak dapat bekerja sama menjaga kestabilan harga hingga memasuki tahun baru, sehingga kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan tetap terjaga.
