BeritaKota BanjarmasinSosial

Bersama Lawan Kekerasan! Kampanye Anti Kekerasan Perempuan dan Anak di Banjarmasin

5
×

Bersama Lawan Kekerasan! Kampanye Anti Kekerasan Perempuan dan Anak di Banjarmasin

Share this article

Penulis: MW

Bersama Lawan Kekerasan! Kampanye Anti Kekerasan Perempuan dan Anak di Banjarmasin

Kota Banjarmasin, habarbanjar — Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin, membuka secara resmi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2025 di Banjarmasin Creative Hub dengan tema “Kita Punya Andil Kendalikan Ruang Aman”. Kampanye ini bukan sekadar seremoni, tapi juga mengedukasi masyarakat agar paham pentingnya mencegah dan menolak kekerasan berbasis gender.

Menurut Muhammad Ramadhan, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Banjarmasin, kasus kekerasan terus meningkat tiap tahun. Data lima tahun terakhir menunjukkan lonjakan signifikan: dari 57 kasus di 2019, melonjak ke 180 kasus di 2024, dan tahun ini sudah ada 168 laporan masuk. Korban didominasi perempuan dewasa dan anak perempuan, sekitar 75 persen, sementara laki-laki 25 persen. Ini jadi perhatian serius buat pemerintah kota.

Upaya Perlindungan dan Deteksi Dini

Banjarmasin juga proaktif dalam menyediakan kanal-kanal pengaduan supaya korban lebih mudah melapor dan bisa cepat ditangani. Pihaknya juga mendorong peningkatan status kelurahan menjadi Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA), yang sekarang sudah ada 11 kelurahan. Targetnya dalam 5 tahun seluruh kelurahan di kota ini sudah ramah perempuan dan anak. Selain itu, sosialisasi perlindungan pekerja perempuan dan pelatihan pencegahan kekerasan untuk masyarakat dan guru terus digalakkan.

Wali Kota Yamin dan TP PKK Banjarmasin berharap kampanye ini bukan cuma tugas pemerintah, tapi semua masyarakat dan stakeholder punya andil sama dalam menjaga ruang aman bebas kekerasan bagi perempuan dan anak.

Komitmen Nasional dan Internasional

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang digelar di Banjarmasin ini juga sejajar dengan gerakan nasional dan internasional yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta UN Women. Mereka mendorong kolaborasi lintas sektor dan mendorong keberanian korban untuk melapor. Misalnya, keberadaan Call Center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA 129) yang jadi ruang akses pelaporan aman.

Di tingkat nasional, fokus utama tetap ke penanganan kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan fisik, yang menjadi kasus terbanyak. Kampanye ini jadi momentum buat memperkuat regulasi, layanan perlindungan, dan edukasi agar perempuan dan anak korban kekerasan bisa pulih dan pelaku mendapat hukuman maksimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *