
HABAR BANJAR — Kasus penipuan digital di Kalimantan Selatan terus meningkat seiring berkembangnya modus kejahatan siber, termasuk phishing dan penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Diskominfo Kalsel mencatat sedikitnya 19.701 insiden siber sepanjang 2025, meliputi phishing, tautan palsu, hingga percobaan pembobolan akun pribadi.
Bank Kalsel melaporkan maraknya modus baru, seperti voice cloning dan video deepfake, di mana pelaku meniru suara atau wajah petugas bank maupun keluarga korban untuk meminta data rahasia. Selain itu, penipuan undian palsu dan tautan berkedok layanan resmi juga kembali meningkat.
Sebelumnya, kepolisian menangani kasus lama di Tanah Bumbu yang menimbulkan kerugian hingga Rp229 juta setelah korban memberikan data perbankan kepada pelaku yang mengatasnamakan bank melalui SMS.
Secara nasional, Indonesia Anti-Scam Center (IASC) dan OJK mencatat kerugian penipuan daring mencapai Rp3,2 triliun per Juni 2025, dengan lebih dari 54.500 rekening terindikasi penipuan telah diblokir.
Diskominfo mengimbau masyarakat tidak membagikan PIN, OTP, atau password kepada siapa pun, serta memverifikasi ulang setiap pesan maupun panggilan yang mengatasnamakan lembaga resmi.
“Modus kejahatan semakin canggih dan warga harus lebih waspada,” kata pejabat Diskominfo Kalsel.












