Berita

Minim Pendaftar, Sejumlah SD Negeri di Kalsel Krisis Siswa Baru Tahun Ajaran 2025/2026

23
×

Minim Pendaftar, Sejumlah SD Negeri di Kalsel Krisis Siswa Baru Tahun Ajaran 2025/2026

Share this article

Penulis: DK

Minim Pendaftar, Sejumlah SD Negeri di Kalsel Krisis Siswa Baru Tahun Ajaran 2025/2026

HABAR BANJAR — Fenomena sekolah negeri yang kekurangan peserta didik baru kembali mencuat di Kalimantan Selatan pada tahun ajaran 2025/2026. Sejumlah sekolah dasar (SD) di kabupaten dan kota mengalami penurunan drastis dalam jumlah murid yang mendaftar.

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, SDN 1 Mandingin di Kecamatan Barabai tercatat minim pendaftar. Situasi serupa terjadi di SD Kecil Raranum, Dusun Raranum, Desa Langkap, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan. Bahkan di Kota Banjarmasin, SDN 10 Basirih hanya memperoleh empat murid baru hingga penutupan pendaftaran daring.

Ketua Panitia Penerimaan Murid Baru SDN 10 Basirih, Herlina Sari, S.Pd., menyebut letak sekolah yang berada di pinggiran kota serta kondisi jalan rusak sebagai penyebab utama rendahnya minat pendaftar. “Padahal sudah kami sosialisasikan sejak sebulan sebelumnya,” ujarnya.

Tidak hanya lokasi, kondisi bangunan juga memprihatinkan. Sejumlah ruang kelas mengalami kerusakan parah, seperti plafon berlubang dan atap yang hilang akibat angin kencang, serta langit-langit yang bocor dan menggelembung.

Di SDN Pekauman 3, hanya 11 dari kuota 28 siswa yang mendaftar. Pihak sekolah masih membuka jalur pendaftaran offline demi memenuhi jumlah minimum.

Menanggapi situasi ini, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalsel, Yuli Haryanto, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil validasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk mengetahui jumlah pasti sekolah yang terdampak. Ia menekankan bahwa kebijakan solusi ada di tangan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan masing-masing.

“BPMP hanya mendampingi dan memberikan advokasi. Jika diminta, kami siap memberi masukan, termasuk opsi redistribusi siswa, penggabungan sekolah, hingga promosi sekolah negeri,” jelas Yuli.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Banjarmasin, Ibnul Qayyim, mengungkapkan bahwa banyak orangtua kini lebih memilih sekolah swasta atau pesantren bagi anak-anak mereka. Menyikapi hal ini, Disdik merencanakan penggabungan beberapa sekolah. Salah satu langkah awal adalah menggabungkan SDN Teluk Dalam 9 dan 10 menjadi satu kesatuan dengan nama SDN Teluk Dalam 10.

Wali Kota Banjarmasin, M. Yamin, telah meminta dinas pendidikan untuk melakukan kajian menyeluruh terkait penyebab penurunan minat dan pemerataan tenaga pendidik serta fasilitas. “Kenyamanan belajar menjadi penunjang utama minat siswa baru,” tegasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *