Berita

Tim SAR Temukan Jenazah Korban Klotok Tenggelam di Sungai Barito, Operasi SAR Resmi Ditutup

58
×

Tim SAR Temukan Jenazah Korban Klotok Tenggelam di Sungai Barito, Operasi SAR Resmi Ditutup

Share this article

Penulis: V

Tim SAR Temukan Jenazah Korban Klotok Tenggelam di Sungai Barito, Operasi SAR Resmi Ditutup

HABAR BANJAR – Tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazah Fauzi, korban kecelakaan kapal klotok pengangkut batu bara karungan yang tenggelam di Sungai Barito, Kalimantan Selatan. Korban ditemukan pada Sabtu (4/10) sekitar pukul 16.50 Wita, tidak jauh dari lokasi terakhir diketahui (last known position).

Kepala Basarnas Banjarmasin, I Putu Sudayana, menyatakan bahwa korban ditemukan sekitar 30 meter dari titik LKP pada koordinat 3°20’787″S – 114°32’588″E. Setelah identifikasi medis dan prosedur evakuasi, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.
“Operasi SAR kali ini menggunakan bantuan rubber boat, mesin tempel, alat selam, Aqua Eye, serta dukungan darat dan komunikasi,” ujar Putu Sudayana. Proses pencarian dinyatakan selesai setelah korban berhasil dievakuasi.

Peristiwa bermula ketika klotok yang membawa sekitar 1.000 karung batu bara bersama empat orang melintasi Sungai Barito. Di tengah perjalanan, kapal tersebut oleng akibat gelombang yang ditimbulkan oleh perahu cepat (speed boat) yang melintas dengan kecepatan tinggi. Air kemudian masuk ke lambung kapal, dan dalam sekejap klotok itu tenggelam.
Beberapa penumpang selamat dengan cara berenang ke tepian, namun Fauzi belum berhasil keluar dari kapal ketika kejadian. Menurut hasil visum luar di RSUD Ulin, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban; penyebab kematian dinyatakan sebagai tenggelam.

Operasi SAR melibatkan unsur kepolisian laut (Polair), tim rescuer air, dan warga sekitar sejak pagi hari hingga korban berhasil ditemukan. Kasat Polair Polresta Banjarmasin, Kompol Dading Kalbu Adie, menjelaskan bahwa jenazah sempat diperiksa terlebih dahulu di RSUD Ulin sebelum diserahkan ke keluarga.

Seorang saksi mata, Slamet (nama samaran), yang ikut membantu proses pencarian menyatakan:

“Saya mendengar suara teriakan minta tolong, tapi arus sungai sangat deras. Kami cepat‑cepat berusaha menyelamatkan, tapi sayangnya terlalu malam.”

Warga setempat mengungkapkan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut dan mengharapkan agar pengawasan terhadap jalur sungai diperketat. Mereka meminta agar regulasi terkait kecepatan perahu, jarak antar kapal, dan penggunaan alat keselamatan (life jacket) diberlakukan secara tegas.

Insiden ini kembali menjadi pengingat bagi keselamatan transportasi air, khususnya di sungai lebar penuh risiko seperti Barito, terutama bagi pengguna perahu tradisional yang rentan terhadap gelombang dari kapal berkecepatan tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *