
Kalimantan Selatan (Kalsel) diterjang bencana banjir dahsyat akhir pekan lalu, menewaskan seorang warga dan membuat ribuan lainnya terpaksa mengungsi. Air bah setinggi hingga dua meter dilaporkan menerjang berbagai wilayah, terutama di Kabupaten Balangan, setelah curah hujan ekstrem mengguyur sejak Jumat.
Kapolres Balangan AKBP Yulianor Abdi mengungkapkan bahwa bencana terparah melanda Kecamatan Tebing Tinggi, khususnya di Desa Juuh, Sungsum, dan Gunung Batu. Ratusan rumah warga di area tersebut mengalami kerusakan dari sedang hingga berat akibat hantaman air bah.
Ribuan Jiwa Terdampak di Balangan, Status Tanggap Darurat Ditetapkan
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan, setidaknya 10.949 jiwa menjadi korban dan 3.511 unit rumah tergenang di 27 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. Bupati Balangan, Abdul Hadi, telah menetapkan status tanggap darurat hingga awal Januari mendatang. Ia juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas musibah ini, khususnya di Kecamatan Tebing Tinggi dan Halong, seraya menekankan fokus utama saat ini adalah pembersihan lumpur dan sisa material banjir agar fasilitas umum dan rumah warga dapat kembali berfungsi.
Tebing Tinggi Tabalong: 1.615 KK Terimbas, Banjir Mulai Surut
Tak jauh berbeda, di Kabupaten Tabalong, khususnya Kecamatan Tebing Tinggi, banjir bandang juga meninggalkan jejak kerusakan parah. Kapolres Balangan AKBP Yulianor Abdi, yang turut meninjau lokasi, mengungkapkan data sementara menunjukkan 1.466 rumah dan 1.615 Kepala Keluarga (KK) di delapan desa terimbas. Desa-desa seperti Mayanau, Sungsum, dan Juuh mengalami kerusakan rumah dari sedang hingga berat, bahkan beberapa fasilitas umum seperti sekolah dan kantor desa turut terendam. Beruntungnya, Yulianor menambahkan bahwa kondisi banjir di delapan desa tersebut telah surut, dan petugas gabungan kini fokus membantu warga membersihkan rumah mereka.
Kabupaten Banjar: Belasan Ribu Jiwa Mengungsi, Sebagian Wilayah Masih Terendam
Sementara itu, Kabupaten Banjar mencatat jumlah korban terdampak yang lebih besar. Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjar, Yayan Daryanto, merilis data 18.348 jiwa dari 6.593 KK menjadi korban, dengan 302 warga terpaksa mengungsi. Dari total 5.206 unit rumah yang terkena dampak, 1.714 di antaranya masih terendam hingga Minggu pagi. Sejumlah kecamatan seperti Kertak Hanyar, Sungai Tabuk, Martapura, hingga Karang Intan masih menghadapi genangan air yang signifikan, dengan petugas terus melakukan pendataan dan penanganan kelompok rentan seperti lansia, balita, dan ibu hamil.
Hulu Sungai Selatan: Ribuan Warga Berhasil Dievakuasi Tim SAR
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), operasi penyelamatan berhasil mengevakuasi 2.895 warga Desa Pariangan yang terisolasi banjir. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Banjarmasin, I Putu Sudayana, memastikan seluruh korban berhasil dievakuasi dengan selamat ke Posko Pengungsian di Alun-Alun Kota Kandangan. Meskipun Tim SAR menghadapi tantangan arus air yang deras dan kondisi cuaca yang tidak menentu selama proses evakuasi, upaya penyelamatan dapat dilakukan secara maksimal tanpa adanya korban jiwa.
Tanah Laut: Jembatan Putus, Seorang Lansia Tewas Terjatuh
Tragedi paling memilukan terjadi di Kabupaten Tanah Laut, di mana seorang lansia bernama Sudarto (73) ditemukan meninggal dunia. Kepala Pelaksana BPBD Tanah Laut, Aspi Setia Rahman, menjelaskan bahwa korban terjatuh ke sungai setelah jembatan penghubung Dusun II-III di Desa Martadah Baru ambles akibat hantaman banjir. “Korban melintasi jalan dan jembatan itu dalam suasana gelap subuh, tidak mengetahui jembatan sudah terputus. Karena tidak mengetahui, korban terjatuh ke bawah jembatan yang amblas dengan kondisi air dalam,” terang Aspi. Kepala Desa Martadah Baru, Slamet Prayitno, menambahkan bahwa jembatan tersebut merupakan akses vital bagi warga, terutama anak-anak sekolah, dan kini diimbau untuk tidak dilintasi demi keselamatan.
Pemerintah daerah dan tim gabungan terus berupaya maksimal dalam penanganan pascabanjir, mulai dari pembersihan material hingga penyaluran bantuan kepada para korban. Kondisi cuaca yang masih berpotensi hujan menjadi perhatian utama dalam proses pemulihan ini.











